Sabtu, 25 Desember 2010

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda".

  • PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
  • KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
  • KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

Makna Sumpah Pemuda

Nama Indonesia adalah sebuah sejarah panjang dari masyarakat kita, ia muncul sebagai perekat yang mempersatukan seluruh komponen masyarakat guna ke luar dari belenggu penjajahan untuk menggapai kemerdekaan.

Masyarakat Indonesia terdiri dari individu. Individu yang memiliki latar belakang agama dan suku yang berbeda. Ratusan suku tersebar dari Sabang hingga Marauke. Tiap-tiap suku memiliki ciri yang berbeda namun juga memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan-kesamaan inilah yang menjadi landasan identitas nasional.

Indonesia sebagai identitas nasional. Ketika para pemuda mengikrarkan sebuah sumpah yang dikenal dengan nama Sumpah Pemuda di dalamnya nama Indonesia dipakai sebagai perekat atau identitas pemersatu seluruh komponen pemuda dari berbagai suku dan agama untuk memperjuangkan sebuah tanah air, bangsa dan bahasa yang satu yakni Indonesia.

Kalau kita lihat isi dari Sumpah Pemuda adalah bahwa para pemuda dan pemudi Indonesia menyatakan satu tekadnya dalam bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Dari isi Sumpah Pemuda ini dapat disimpulkan bahwa kata Indonesia sudah digunakan secara lugas dan tegas untuk menunjukkan identitas nasional yakni tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia.

Dengan nama Indonesia segala keanekaragaman suku, budaya, bahasa, dan agama menjadikan kita untuk saling bergandengan tangan mengisi kemerdekaan dan menjaga keutuhan bangsa.

Oleh: Ibu Salmawati, S.Pd. Guru SMPK St. Paulus

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).

Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi,

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, TaƱjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".

Terjemahannya,

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Beliau Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".

Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar